Senin, 05 Desember 2011

Rahasia Sumur Zamzam

Sumur Zam-zam terletak dikomplek Masjidil Haram di Mekah Al Mukarohmah. Asal usul sumur zam-zam adalah ketika Nabi Ibrahim meninggalkan Hajar dan Ismail anaknya di padang gurun di Mekah maka di bekalinya keduanya dengan makanan dan minuman. Ketika makanan dan minuman bekal keduanya telah habis maka Hajar mencari-cari kalau-kalau disekitar situ ada air atau makanan. Maka Allah mengirimkan malaikatnya, dan malaikat memukul-mukul tanah dengan tumitnya, maka mengalirlah air dengan derasnya dan menjadi sumur yang sampai sekarang masih mengalir airnya dengan baik. Kisah itu diriwayatkan oleh Imam Bukhari sbb:

"Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas dari Nabi saw;

Perempuan pertama yang memakai korset adalah Ibu Ismail (Hajar) untuk menyembunyikan kandungannya dari siti Sarah. Ibrahim membawanya ketika ia masih menyusui anaknya, Ismail, kesebuah pohon disekitar Zam-zam, tempat paling tinggi disekeliling masjid. Pada waktu itu Makkah adalah tanah kering dan tak berpenghuni. Maka Ibrahim meninggalkan mereka disana berikut sebuah kantung kulit berisi air dan pulang. Ibu Ismail mengejarnya seraya berkata: "Wahai Ibrahim, Mengapa anda meninggalkan kami di tempat terpencil ini?" Ia mengulang-ulang pertanyaan itu, tetapi Ibrahim tidak menggubrisnya. Kemudian ia bertanya, "Apakah ini perintah Allah?" Ibrahim menjawab: "Ya". Ia berkata: "Kalau begitu Dia tidak akan melalaikan kami". Ibrahim terus berjalan hingga sampai disebuah tempat yang bernama Tsaniyah, tempat yang luput dari pandangan Hajar dan anaknya. Ibrahim menghadap Ka'bah, mengangkat tangannya dan berdoa kepada Allah:



"Tuhan kami! Telah kutinggalkan sebagian keturunanku dilembah tanpa tanaman, didekat rumahmu yang suci. Tuhan Kami! Supaya mereka mendirikan shalat. Maka jadikanlah hati sebagian manusia mencintai mereka, dan berilah mereka rezeki buah-buahan, supaya mereka bersyukur". [Ibrahim (14):37].



Ibu Ismail meneteki anaknya dan minum (air bekalnya). Ketika air didalam karung kulit habis, ia dan anaknya diserang rasa haus. Ia melihat anaknya dengan perasaan nyeri, ia meninggalkan anaknya karena tak tahan dengan penderitaannya dan melihat bahwa gunung Al Shafa adalah gunung terdekat yang dapat dicapainyai. Ia berdiri disana dan melemparkan pandangannya kearah lembah dengan harapan dapat melihat seseorang tapi dia tidak melihat siapapun. Kemudian dia turun dari Al Shafa dan sesampainya di lembah ia menyelempitkan jubahnya, berlari dilembah itu seperti orang dirundung malang, hingga sampailah ia diujung lembah dan dari gunung Marwah ia berdiri melemparkan pandangannya kearah lembah berharap melihat seseorang tetapi ia tidak memlihat seseorang pun. Ia melakukan hal itu (lari antara Shofa dan Marwah) sebanyak tujuh kali. Ibnu Abbas berkata: Nabi saw Bersabda; "Ini adalah awal tradisi Sai." Ketika tiba di Marwah untuk yang terakhir, ia mendengar sebuah suara, dan iapun berkata; "Wahai siapa Anda?" aku mendengar suara, maukah anda menolongku?" Dan dia melihat Malaikat berdiri disebuah tempatmenggali tanah dengan tumitnya, hingga air menyembur deras dari tempat itu. Ia (Hajar) membuat lobang seperti baskom dengan tangannya dan mengisi kantung kulitnya dengan air yang menyembur keras dari tempat itu. Air tetap menyembur dengan keras meskipun ia telah membendungnya. Lebih lanjut Nabi saw bersabda; "Semoga Allah melimpahkan kasihnya kepada Ibu Ismail!" Seandainya ia membiarkan zam-zam dan tidak membendungnya, zam-zam akan menjadi arus deras yang akan meliputi permukaan bumi." Kemudia Ia minum air itu dan meneteki anaknya. [HR Bukhari, kitab tentang para nabi, juz 4 no 583].



Sungguh merupakan mukjizat sabda Rasulullah saw diatas. Sumur zam-zam telah berumur lebih dari 4000 tahun dan sampai sekarang masih memancar dengan baik. ORANG yang pergi menunaikan ibadah haji tentu tidak melupakan untuk membawa oleh-oleh satu ini, air Zam-zam. Air tersebut, walaupun sedikit biasanya dibagi-bagi ke sanak keluarga, tetangga, bahkan kepada orang-orang yang bertamu menyambut kepulangan dari Tanah Suci. Mungkin tidak ada satu sumurpun di dunia ini yang airnya diminum oleh berjuta-juta orang dari berbagai belahan dunia. Juga mungkin tidak ada satu sumurpun yang airnya telah dibawa keseluruh belahan dunia dari India sampai Brazilia. Sumur Zam-zam merupakan satu-satunya sumur (perigi) yang ada di tanah gersang dan tandus di kota Makah. Zam-zam juga merupakan satu-satunya air yang diminum oleh semua suku di semua negara di dunia, mulai dari suku berkulit hitam sampai yang berkulit putih. Mulai dari suku yang bermata bulat sampai bermata sipit, dari suku yang berbadan besar sampai suku yang berbadan kecil, semua meminumnya.


Tercatat pula secara nyata, sumur tertua di dunia yang masih memberikan kesegaran kepada umat manusia. Jutaan manusia telah datang dan barangkali sudah ratusan juta manusia datang ke Kabah. Mereka mandi, mencuci, berwudu, minum, bahkan membawa pulang air Zam-zam. Tetapi, sumur Zam-zam tidak pernah menampakkan bakal kering. Entah ada apanya air Zam-zam itu, komponen apa yang dikandungnya, hingga Nabi sendiri menyunahkan untuk meminumnya. Tidak mengherankan, apabila para jemaah haji begitu semangat membawanya sebagai oleh-oleh ke tanah air.

Bagi mereka, terutama yang belum berkesempatan berhaji meminum seteguk air nan bening itu akan terasa begitu menyegarkan, apalagi didasari pemikiran, kalau air ini jauh-jauh diambil dari tanah Arab. Harapannya, suatu waktu mereka pun bisa mendapat kesempatan haji seperti si pemberi. Apabila mencari tahu, di mana sebenarnya letak sumber air Zam-zam yang sudah memancar sejak ribuan tahun lalu itu? Jawabannya, tepat di tengah Masjidil Haram, kota Makah. Di sana akan terlihat "keajaiban" air Zam-zam yang diyakini tidak pernah habis sepanjang waktu. Padahal, sumber air itu berada di tengah-tengah gunung batu, serta dilingkari gurun pasir yang tandus dan gersang. Nalar manusia kadang-kadang tidak sampai memahami secara detil pada soal ini. Sejumlah pakar modern menilai, air itu dapat memancar karena posisi ketinggian Makah terletak di bawah laut, sehingga air bawah tanah menekan ke atas. Namun, pertanyaan selanjutnya mengapa tempat lain di Makah tidak mengeluarkan air yang sama? Mengapa penggalian sumur di sekitar Mekah atau bahkan disekitar sumur zam-zam justru tidak mengeluarkan air? Pada jaman masa hidup nabi saw, sumur zam-zam juga merupakan sarana yang penting. Bahkan ketika Rasulullah saw masih kecil, dada beliau pernah dibelah oleh malaikat dan di cuci dengan air zam-zam.

Diriwayatkan daripada Anas bin Malik r.a katanya:

Rasulullah s.a.w telah didatangi oleh Jibril a.s ketika baginda sedang bermain dengan kanak-kanak. Lalu Jibril a.s memegang dan merebahkan baginda, kemudian Jibril a.s membelah dada serta mengeluarkan hati baginda. Dari hati tersebut dikeluarkan segumpal darah, lalu Jibril a.s berkata: Ini adalah bahagian syaitan yang terdapat dalam dirimu. Setelah itu Jibril membasuh hati tersebut dengan menggunakan air Zamzam di dalam sebuah bekas yang diperbuat dari emas, kemudian meletakkanya kembali ke dalam dada baginda serta menjahitnya sebagaimana asal. Dua orang kanak-kanak segera menemui ibunya iaitu ibu susuan Rasulullah s.a.w dan mereka berkata: Muhammad telah dibunuh. Seterusnya mereka mengusung baginda, ketika itu rupa baginda telah berubah. Anas berkata: Aku benar-benar pernah melihat kesan jahitan tersebut di dada baginda [Sahih Bukhari, Muslim, kitab Iman bab Isra Nabi saw].

Air zam-zam, sebagaimana sabda Rasulullah saw diatas, seandainya Hajar tidak menecegah keluarnya air maka akan meliputi seluruh bumi. Sampai sekarangpun air zam-zam masih melimpah ruah dan tidak akan habis. Bahkan untuk mencukupi kebutuhan air jutaan jemaah haji tiap tahunnya air zam-zam tidak pernah kurang. Dalam buku yang dikeluarkan oleh Kerajaan Arab Saudi, Kementerian Penerangan Urusan Penerangan, Penerangan Dalam Negeri, dengan judul "Untuk pelayanan Tamu-tamu Tuhan", hal 84 disebutkan:


Rata-rata jemaah haji membutuhkan air zam-zam setiap hari 10.000 M3, berarti tiap jam dibutuhkan 765 m3 air zam-zam. Dan perlu disinggung disini, bahwa sejak masa Hajar (Ibu Ismail) air zam-zam selalu mengalir dengan derasnya tanpa henti sama sekali untuk memenuhi kebutuhan jemaah haji dan para pengunjung meskipun jumlah mereka sangat besar.

Subhanallah! Sumur kecil itu mampu melayani jemaah haji yang berjumlah jutaan orang. Volume 10.000 m3 per hari adalah jumlah yang sangat fantastis untuk ukuran sebuah sumur. Dalam buku yang sama hal 84 disebutkan bahwa:

Telah dilakukan penyelidikan, penelitian dan pemeriksaan setiap hari bahwa air zam-zam bersih dan tidak tercemar sama sekali dan dapat di minum sesuai dengan standart internasional.

Memang air zam-zam tidak usah dimasak dulu kalau akan diminum. Dan hal itu sehat-sehat saja. Bahkan disebutkan sesuai standar internasional. Mantan Menteri Agama Prof. Dr. H. Mukti Ali pada tahun 1975 pernah menganjurkan kepada para dokter dan ilmuwan untuk meneliti dari segi ilmu kesehatan. Kandungan mineral apa yang diperoleh dari air mulia itu, sehingga para jamaah haji berebut membawanya ke negeri masing-masing. Cerita air Zam-zam, sebagaimana telah diuraikan memang merupakan mukjizat bagi Siti Hajar dan Ismail. Tetapi, dari sudut ilmu pengetahuan (saintifik) dan fakta-fakta geografis maupun topografi, diketahui mata airnya berada sekitar beberapa meter dari Kabah, berada di bawah pelataran yang dipergunakan para jemaah untuk tawaf. Dari keadaan tersebut menunjukkan, bahwa letak Kabah itu sendiri berada di lembah. Apabila dilihat dari Jabal Tsur dengan ketinggian sekira 300 meter dari permukaan laut, maka posisi Kabah semakin jelas berada di lembah yang paling rendah. Ini bisa kita rasakan apabila memasuki Masjidil Haram dari pintu mana pun, kondisinya menurun. Berdasarkan kondisi ini, seorang ahli tanah, Dr. Ir. H. Muhammad Munir, M.S. berpendapat, posisi air mata Zam-zam diperkirakan di bawah permukaan air laut. Jarak mendatar antara Makah dan Laut Merah sekira 50 kilometer dengan kondisi daratan padang pasir. Sehingga, tidak menutup kemungkinan, sumber air Zam-zam itu berasal dari peresapan (intrusi) dengan air laut yang telah mengalami proses penyulingan (destilasi) alam sepanjang 50 kilometer.

"Sepanjang 50 kilometer air laut mengalami penyulingan dengan suhu udara panas, unsur-unsur garam tertahan oleh pasir sehingga rasa asin berubah menjadi tawar. Secara akal dapat diterima bahwa sumber Zam-zam itu tidak akan bisa habis selama proses penyulingan alami itu terus berlangsung," kata dosen penguji klasifikasi tanah pada Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya (Unibraw) Malang ini.

Disebutkannya pula, dalam air Zam-zam terdapat kandungan yang sarat dengan berbagai unsur yang bermanfaat bagi tubuh manusia. Menurut analisisnya, ada empat unsur kimiawi yang sangat penting dalam air Zam-zam, yaitu Kalium (K), Natrium (Na), Kalsium (Ca), dan Magnesium (Mg).

"Yang menarik perhatian saya dari hasil analisis ini adalah unsur-unsur kimiawi antara air Zam-zam dengan air biasa itu bertolak belakang," ujarnya.

Munir mencontohkan, apabila di dalam air biasa terdapat unsur besi (Fe) —kendati sangat sedikit, namun unsur tersebut tidak terdapat pada air Zam-zam. Demikian juga unsur Kalsium (Ca) yang pada air biasa sangat tinggi kadarnya, ternyata dalam air Zam-zam diketahui sangat rendah. Sebagaimana diketahui, unsur-unsur tersebut (Fe dan Ca) merupakan unsur yang tidak baik bagi tubuh apabila terlalu berlebihan.

Sebaliknya, unsur-unsur kimiawi yang menguntungkan untuk tubuh adalah Kalium (K). Pada air biasa, kandungannya ternyata sangat sedikit, sebaliknya dalam air Zam-zam sangat tinggi. Demikian pula unsur Magnesium (Mg) yang baik bagi tubuh. Di dalam air biasa kadarnya relatif sedikit, sebaliknya pada air Zam-zam unsur ini sangat tinggi.

Dalam pandangan Muhammad Munir, sebagaimana dilansir Media Center Haji (MCH), memang seperti ada kontradiksi di mana kandungan mineral yang dibutuhkan tubuh pada air biasa sangat rendah, namun dalam air Zam-zam begitu tinggi. Sementara itu, unsur-unsur yang sangat membahayakan bagi tubuh, dalam air biasa sangat tinggi, sebaliknya pada air Zam-zam sangat rendah. Ini memang merupakan hal luar biasa. Sehingga, betul kalau banyak orang yang mengatakan bahwa air Zam-zam itu sangat bermanfaat bagi kesehatan.

Itulah hebatnya sumur zam-zam, yang airnya telah disalurkan kekota Madinah. Jangan heran dari sumur kecil airnya dialirkan ke kota Madinah dari kota Mekah yang jaraknya hampir 500 km. Mungkin tidak ada satu sumur pun di dunia ini yang airnya akan dapat disalurkan ketempat lain berjarak 500 km. Sumur-sumur lain akan kehabisan air untuk mengisi pipa-pipa sebelum air sampai di tempat tujuan, tidak seperti zam-zam. Disebutkan dalam buku yang sama hal 85:

Air zam-zam diangkut ke Masjid Nabi di Madinah 40.000 m3 setiap hari. Subhanallah!!!

Sumur Zamzam ini, sekali lagi dalam pandangan (ilmiah) hidrogeologi , hanyalah seperti sumur gali biasa. Tidak terlalu istimewa dibanding sumur-sumur gali lainnya. Namun karena sumur ini bermakna religi, maka perlu dijaga. Banyak yang menaruh harapan pada air sumur ini karena sumur ini dipercaya membawa berkah. Ada yang menyatakan sumur ini juga bisa kering kalau tidak dijaga. Bahkan kalau kita tahu kisahnya sumur ini diketemukan kembali oleh Abdul Muthalib (kakeknya Nabi Muhammad SAW) setelah hilang terkubur 5000 tahun (?).

Dahulu diatas sumur ini terdapat sebuah bangunan dengan luas 8.3 m x 10.7 m = 88.8 m2. Antara tahun 1381-1388 H bangunan ini ditiadakan untuk memperluas tempat thawaf. Sehingga tempat untuk meminum air zamzam dipindahkan ke ruang bawah tanah. Dibawah tanah ini disediakan tempat minum air zam-zam dengan sejumlah 350 kran air (220 kran untuk laki-laki dan 130 kran untuk perempuan), ruang masuk laki perempuan-pun dipisahkan.

tnya ditutup, waktu datang lagi berhaji tahun 2003″

Saat ini bangunan diatas sumur Zam-Zam yang terlihat gambar diatas itu sudah tidak ada lagi, bahkan tempat masuk ke ruang bawah tanah inipun sudah ditutup. Sehingga ruang untuk melakukan ibadah Thawaf menjadi lebih luas. Tetapi kalau anda jeli pas Thawaf masih dapat kita lihat ada tanda dimana sumur itu berada. Sumur itu terletak kira-kira 20 meter sebelah timur dari Kabah.

Montoring dan pemeliharaan sumur Zamzam

Jumlah jamaah ke Makkah tiga puluh tahun lalu hanya 400 000 pertahun (ditahun 1970-an), terus meningkat menjadi lebih dari sejuta jamaah pertahun di tahun 1990-an, Dan saat ini sudah lebih dari 2.2 juta. Tentunya diperlukan pemeliharaan sumur ini yang merupakan salah satu keajaiban dan daya tarik tersendiri bagi jamaah haji.

Pemerintah Saudi tentunya tidak dapat diam pasrah saja membiarkan sumur ini dipelihara oleh Allah melalui proses alamiah. Namun pemerintah Arab Saudi yang sudah moderen saat ini secara ilmiah dan saintifik membentuk sebuah badan khusus yang mengurusi sumur Zamzam ini. Sepertinya memang Arab Saudi juga bukan sekedar percaya saja dengan menyerahkan ke Allah sebagai penjaga, namun justru sangat meyakini manusialah yang harus memelihara berkah sumur ini.

Pada tahun 1971 dilakukan penelitian (riset) hidrologi oleh seorang ahli hidrologi dari Pakistanbernama Tariq Hussain and Moin Uddin Ahmed. Hal ini dipicu oleh pernyataan seorang doktor di Mesir yang menyatakan air Zamzam tercemar air limbah dan berbahaya untuk dikonsumsi. Tariq Hussain (termasuk saya dari sisi hidrogeologi) juga meragukan spekulasi adanya rekahan panjang yang menghubungkan laut merah dengan Sumur Zam-zam, karena Makkah terletak 75 Kilometer dari pinggir pantai. Menyangkut dugaan doktor mesir ini, tentusaja hasilnya menyangkal pernyataan seorang doktor dari Mesir tersebut, tetapi ada hal yang lebih penting menurut saya yaitu penelitian Tariq Hussain ini justru akhirnya memacu pemerintah Arab Saudi untuk memperhatikan Sumur Zamzam secara moderen. Saat ini banyak sekali gedung-gedung baru yang dibangun disekitar Masjidil Haram, juga banyak sekali terowongan dibangun disekitar Makkah, sehingga saat ini pembangunannya harus benar-benar dikontrol ketat karena akan mempengaruhi kondisi hidrogeologi setempat.

Badan Riset sumur Zamzam yang berada dibawah SGS (Saudi Geological Survey) bertugas untuk

  • Memonitor dan memelihara untuk menjaga jangan sampai sumur ini kering.
  • Menjaga urban disekitar Wadi Ibrahim karena mempengaruhi pengisian air.
  • Mengatur aliran air dari daerah tangkapan air (recharge area).
  • Memelihara pergerakan air tanah dan juga menjaga kualitas melalui bangunan kontrol.
  • Meng-upgrade pompa dan dan tangki-tangki penadah.
  • Mengoptimasi supplai dan distribusi airZam-zam

    Perkembangan perawatan sumur Zamzam.

    Dahulu kala, zamzam diambil dengan gayung atau timba, namun kemudian dibangunlah

    pompa air pada tahun

    1373 H/1953 M. Pompa ini menyalurkan air dari sumur ke bak penampungan air, dan diantaranya juga ke kran-kran yang ada di sekitar sumur zamzam.

    Uji pompa (pumping test) telah dilakukan pada sumur ini, pada pemompaan 8000 liters/detik selama lebih dari 24 jam (note: perlu referensi angka yang lebih sahih) memperlihatkan permukaan air sumur dari 3.23 meters dibawah permukaan menjadi 12.72 meters dan kemudian hingga 13.39 meters. Setelah itu pemompaan dihentikan permukaan air ini kembali ke 3.9 meters dibawah permukaan sumur hanya dalam waktu 11 minut setelah pompa dihentikan. Sehingga dipercaya dengan mudah bahwa akifer yang mensuplai air ini berasal dari beberapa celah (rekahan) pada perbukitan disekitar Makkah.

    Banyak hal yang sudah dikerjakan pemerintah Saudi untuk memelihara Sumur ini antara laindengan membentuk badan khusus pada tahun 1415 H (1994). dan saat ini telah membangun saluran untuk menyalurkan air Zam-zam ke tangki penampungan yang berkapasitas 15.000 m3, bersambung dengan tangki lain di bagian atas Masjidil Haram guna melayani para pejalan kaki dan musafir. Selain itu air Zam-zam juga diangkut ke tempat-tempat lain menggunakan truk tangki diantaranya ke Masjidil Nabawi di Madinah Al-Munawarrah.

    Saat ini sumur ini dilengkapi juga dengan pompa listrik yang tertanam dibawah (electric submersible pump). Kita hanya dapat melihat foto-fotonya saja seperti diatas. Disebelah kanan ini adalah drum hidrograf, alat perekaman perekaman ketinggian muka air sumur Zamzam (Old style drum hydrograph used for recording levels in the Zamzam Well).

    Kandungan mineral

    Tidak seperti air mineral yang umum dijumpai, air Zamzam in memang unik mengandung elemen-elemen alamiah sebesar 2000 mg perliter. Biasanya air mineral alamiah (hard carbonated water) tidak akan lebih dari 260 mg per liter. Elemen-elemen kimiawi yang terkandng dalam air Zamzam dapat dikelompokkan menjadi

  • Yang pertama, positive ions seperti misal sodium (250 mg per litre), calcium (200 mg per litre), potassium (20 mg per litre), dan magnesium (50 mg per litre).
  • Kedua, negative ions misalnya sulphur (372 mg per litre), bicarbonates (366 mg per litre), nitrat (273 mg per litre), phosphat (0.25 mg per litre) and ammonia (6 mg per litre).

Kandungan-kandungan elemen-elemen kimiawi inilah yang menjadikan rasa dari air Zamzam sangat khas dan dipercaya dapat memberikan khasiat khusus. Air yang sudah siap saji yang bertebaran disekitar Masjidil Haram dan Masjid Nabawi di Madinah merupakan air yang sudah diproses sehingga sangat aman dan segar diminum, ada yang sudah didinginkan dan ada yang sejuk (hangat). Namun konon proses higienisasi ini tidak menggunakan proses kimiawi untuk menghindari perubahan rasa dan kandungan air ini.

Sumber :

  • Dr. Muhammad Ilyas Abdul Ghani, Madinah Munawwarah, alih bahasa Anang Rizka Mesyhadi.

Mabadi Ilmu Tauhid

1) Ta’rif ( definisi)

Definisi Tauhid ada tiga katagori:

a) Menurut Lughot, ethymologi (asal kata)

اَلْعِلْمُ بِاَ نَّ الشَّيئِ وَاحِدٌ…شرح جوهر التو حيد ….

Artinya; Mengetahui bahawa sesuatu itu adalah satu.

b) Menurut Syar’an, Termonologi Religion

عِلْمٌ يَقْتَدِ رُ بِهِ عَلَى اِشْبَاتِ الْعَقَائِدِ الدِّ يْنِيَّةِ مُكْتَسَبٌ مِنْ اَدِلَّتِهَا اَلْيَقِنِيَّةِ… شرح جوهر التو حيد ….

Artinya; Ilmu yang menetapkan ‘aqidah agama Islam yang di ambil dari dalil-dalil yang yaqin.

c) Menurut Syar’i;

اِفْرَادُ الْمَعْبُوْدِبِالْعِبَادَةِ مَعَ اِعْتِقَادِ وَحْدَتِهِ وَالتَّصْدِيْقِ بِهَا ذَاتًا وَصِفَا تًا وَاَفْعَالاً… شرح جوهر التو حيد ….

Dari tiga definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa umat Manusia pada pokoknya terbagi pada dua kelompok, yakni kelompok yang bertauhid dan kelompok yang tidak bertauhid…

a) Yang termasuk kepada kelompok yang bertauhid (Mukmin) adalah:

1. Orang yang berilmu tauhid dan mengesakan ibadahnya kepada Allah, SWT. Dan hatinya tidak membenarkan adanya tuhan selain Allah SWT.

2. Orang yang mengesakan ibadahnya kepada Allah secara kebetulan dan tidak membenarkan adanya tuhan selain Allah SWT. (hanya dia berdosa karena tidak mempelajari ilmu Tauhid)

b) Yang termasuk kepada kelompok orang yang tidak bertauhid ( Kafir) adalah:

1. Orang yang berilmu tauhid tetapi tidak mengesakan ibadahnya kepada Allah, SWT.

2. Orang yang mengesakan ibadahnya kepada Allah SWT. Serta berilmu tauhid tetapi hatinya mengesahkan Tuhan selain Allah SWT.

3. Orang yang beribadah kepada Allah serta berilmu Tauhid tetapi hatinya tidak mengakui bahwa Tuhan itu adalah Allah SWT.

2) Maudlu (sasaran)

Sasaran yang dibahas dalam ilmu tauhid adalah:

1. Dzat Allah SWT

2. Dzat Rasul

3. Barang yang mumkinul wujud

4. Aqidah Sam’iyyah

3) Tsamroh (Buah/ Hasil)

Hasil yang didapat dari mempelajari ilmu Tauhid adalah;

1. Ma’rifat kepada Allah SWT dan Rasul-Nya disertai dengan dalil-dalil yang yaqiin.

2. Menentukan kebahagiaan yang abadi di akhirat, bahwa tempat kembali seluruh mukminin(orang yang bertauhid) adalah sorga. Sekalipun yang bermaksyiat ( setelah mendapat ampunan dari Allah SWT, atau telah menjalani hukuman di akhirat). Dan tempat kembali orang kafir adalah Neraka.

Al-Qur’an Suarat an-Nisa ayat 57.

57. Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amalan-amalan yang shaleh, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai; kekal mereka di dalamnya; mereka di dalamnya mempunyai isteri-isteri yang Suci, dan Kami masukkan mereka ke tempat yang teduh lagi nyaman.

Al-Qur’an Surat al-Baqoroh ayat 39

39. Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.

4) Fadlu (keutamaan)

Nilai keutamaan ilmu Tauhid dibanding dengan ilmu-ilmu yang lain adalah yang termulia, karena bertalian dengan Dzat Allah SWT dan Rasul-Nya.

5) Nisbat (hubungan dengan ilmu yang lain)

Hubungan ilmu Tauhid dengan ilmu-ilmu yang lain adalah merupakan dasar dan akar dari beberapa ilmu ajaran agama Islam, sedangkan ilmu yang lainya merupakan cabang dari Ilmu Tauhid.

6) Wadli (yang mempunyai gagasan)

Ilmu Tauhid pada pokoknya adalah dari para Nabi dan Rasul, berdasarkan dari wahyu Allah SWT. Diajarkan secara sistematis oleh Nabi Muhamad SAW. Kemudian disusun dan di bukukan pertama kali oleh; Abu Hasan Al-Asy’ary serta pengikutnya dan oleh Abu Manshur al-Ma’turidi serta pengikutnya, yang dinamakan golongan an-Najiyah, golongan ahlussunah dan golongan asy-Sya’iroh

7) Al-Ismu (Nama)

Ilmu Tauhid mempunyai beberapa nama sebagai berikut;

1. Ilmu Tauhid. 2. Ilmu Kalam. 3. Ilmu haqiqa. 4. Ilmu aqo’id. 5. Ilmu Ushuluddin.

6. Ilmu Aqo’idul Iman. 7. Ilmu Uluhiyah. 8. Ilmu Ma’rifat.

Istimdad (sumber pengambilan ilmu Tauhid)

Dasar pengambilan yang dipake sumber dalam ilmu Tauhid adalah dalil ‘Aqli (Petunjuk akal Ghoriji) dan dalil Naqli (petunjuk al-Qur’an dan al-Hadist)

9) Hukum Syar’i (hukum syara)

Hukum syara (hukum Islam) mewajibkan dengan wajib ‘Ain(individu) kepada seluruh mukalaf agar mempelajari ilmu Tauhid dan bertauhid. Oleh karena sasaran mempelajari ilmu Tauhid dan berTauhid adalah seluruh mukalaf dan bersipat individu maka sekalipun orang kafir (yang sehat akalnya) akan dimintakan pertanggung jawabanya mengenai kewajiban mempelajari ilmu Tauhid dan bertauhid oleh Allah SWT.

Al-Qur’an Suarat al-Baqoroh ayat 21.

21. Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa,

10) Masa’il (masalah- masalah)

Masalah yang akan dibahas dalam Ilmu Tauhid adalah Qodliyah, logika dan bahasan tentang sesuatu yang pasti ada (wajibat) Sesuatu yang mustahi ada (mustahilat) dan sesuatu yang mumkin ada, mumkin tidak ada (jai’Zat)

Selasa, 08 Maret 2011

Kode Pada Resep Dokter

Dokter biasanya memberikan resep dalam format tulisan yang “acak-acakan”. Dan kalau kita perhatikan seringkali digunakan singkatan latin untuk menuliskan resep seperti : Sig: I tab p.o. b.i.d p.c. yang artinya minum 1 tablet 2x sehari setelah makan. Ada baiknya kita tahu rahasia kode resep ini paling tidak sebagai tindakan preventif kalau dokter salah memberikan resep. Bukankah dokter juga manusia ?

Berikut ini beberapa rahasia tulisan didalam resep dokter :

a.c. : ante coenam : sebelum makan
a.d / AD : aurio dexter : telinga kanan
a.l. : aurio laeva : telinga kiri
a.s. / AS : auris sinister : telinga kiri
a.u. / AU : auris utro : kedua telinga
aa : anna : takaran obat dibawah sama dengan yang diatasnya
ad ad : hingga : sampai
ad. Lib. : ad libitum : digunakan sesuai keinginan (bebas)
alt. die. : alternus die : setiap lain hari
alt. h. : alternus hora : setiap lain jam
amp. : ampule : 1 dosis unit
aq : aqua : air
b.d. : bis die : 2x sehari
b.i.d. : bis in die : 2x sehari
b.i.n. : bis in noctus : 2x semalam
bis : bis : dua kali
bol. : bolus : sebanyak dosis tunggal
cap : capsula : kapsul
cc : cum cibos : dengan makanan
cc : cubic centimetres : sentimeter kubik
comp. : comsitus : diloleskan
d : dies : hari
d.t.d : da tales doses : takaran tertera dalam resep dibagi sejumlah bagian sesuai numero
dieb. alt. : diebus alternis : setiap lain hari
div. : divide : dibagi
emp. : ex modo prescripto : sesuai petunjuk
emul. : emulsio : emulsi
eq. pts. : equalis partis : bagian yang sama
ex aq : ex aqua : dalam air
fl. / fld. : fluida : cairan
g : gram : gram
gr : grain : grain (1 gram=15 grain)
grad. : gradatim : berangsur-angsur
gtt. : gutta : diteteskan
h. / hr. : hora jam
h.s. : hora somni : waktu tidur
i, ii, iii, or iiii : doses : jumlah dosis
I.D. : intra dermal : disuntikkan di bawah kulit
I.M. : intra muscularly : disuntikkan ke dalam otot
I.P : intraperitonial : itu injeksi yang disuntikkan melalui otot rongga perut
I.V. : intravena : injeksi untuk pembuluh balik
inj. : injectio : suntikan
in p. aeq. : dividiatur in partes aequales : dibagi menjadi bagian yg sama
lin : linimentum : digosok
liq : liquor : solution
lot. : lotio : itu obat berbentuk cairan untuk digunakan ke kulit / tidak diminum
m, min. : minimum : minimal
M. : Misce : campur
mane : mane : pagi hari
mcg : microgram mikro gram
mEq : milli equivalent : mili ekuivalen
mg : milligram : mili gram
mist. : mistura : campur
mixt. : mixtura : mixture
ml : millilitter : mili liter
nebul : nebula : semprotan
no. : numero : nomor
nocte : nocte : malam
noct. maneq. : noct maneque : pagi dan malam hari
non rep. : non repetatur : tidak dapat diulang
npo : nill per os : tidak ada yg melalui mulut
o.d / OD : oculus dexter : mata kanan
o.l. : oculus laeva : mata kiri
o.m. : omni mane : pada pagi hari
o.n. : omni nocte : pada malam hari
o.s / OS : oculus sinister : mata kiri
o.u / OU : oculo utro : setiap mata
opth : opthalmic : pada mata
os : ossa : tulang
otic : otical : pada telinga
p.c. : post coenam : setelah makan
p.o. : per os : melalui mulut
p.p.a. : phiala prius agitata : dikocok dahulu
p.r : pro rectum : melalui anus
p.r.n. : pro re nata : sesuai kebutuhan
p.v. : per vaginum : melalui kelamin wanita
per : per : melalui
pil : pilula : pil
pulv. : pulvis : bubuk
q : quaque : setiap
q._h : quaque …. hora : setiap …. jam
q.3h : quaque 3 hora : setiap 3 jam
q.a.d : quaque alternis die : setiap hari yang berbeda
q.d. / QD : quaque die : setiap hari
q.h.s : quaque hora somni : setiap menjelang tidur
q.i.d. : quarter in die : 4x sehari
q.o.d. / QOD : quaque os die : setiap hari yang berbeda
qq. hh. : quaque hora : setiap jam
q.q.h. : quarter quaque hora : setiap 4 jam
q.s. : quantum sufficiat : gunakan secukupnya
qAM : quaque ante meridiem :setiap pagi
ql : quantum libet :sebanyak yang diinginkan
q.p. : quantum placeat : sebanyak yang dianjurkan
qPM : quaque post meridiem : setiap sore
qv : quantum vis : sebanyak
R/ : recipe : ambil
rep. , rept. : repetatur : dapat diulang
Rx : radix : resep
s : sine : tanpa
s.a. : secundum artum : gunakan sesuai pertimbangan
s.i.d : semel in die : sekali sehari
s.o.s. : si opus sit : segera jika dibutuhkan
SC, subc, subq,subcut : sub cutem : disuntikkan di bawah kulit
Sig. / S : signa, signetur : tulis pada label
SL : sub lingualy : di bawah lidah
sol. :solutio : larutan
ss. : semis : setengah / separuh
stat. : statim : segera
supp. : suppositoria : obat yang dimasukkan melalui anus
susp. : suspensio : suspensi (zat / obat padat yang didispersikan ke dalam zat cair)
syr. : syrupus : sirup
t.d.s : ter die sumendum : 3x sehari
t.i.d. : ter in die : 3x sehari
t.i.w. : ter in w : 3x seminggu
tab. : tabella : tablet
tal. : talus : seperti
tbsp. : tablespoon : sendok makan (15 ml)
tr, tinc., tinct. : tincture : larutan dlm alkohol
troche : trochiscus : obat batuk
tsp. : teaspoon : sendok teh (5 ml)
u.d. / ut dict. : ut dictum : sesuai petunjuk
ung. : unguentum : obat salep
vag. : vaginum : alat kelamin wanita
kaskus.us

Penemu Angka Nol

Dunia Eropa / Barat dari dulu sampai dengan sekarang sepertinya mengklaim bahwa Gudang Ilmu Pengetahuan berasal dari kawasan Eropa / Barat tapi tahukah anda, sejatinya asal Gudang Ilmu Pengetahuan berasal dari kawasan Timur Tengah yaitu Mesopotamia yang menjadi peradaban tertua di dunia.

Masyarakat dunia sangat mengenal Leonardo Fibonacci sebagai ahli matematika aljabar. Namun, dibalik kedigdayaan Leonardo Fibonacci sebagai ahli matematika aljabar ternyata hasil pemikirannya sangat dipengaruhi oleh ilmuwan Muslim bernama Muhammad bin Musa Al Khawarizmi. Dia adalah seorang tokoh yang dilahirkan di Khiva (Iraq) pada tahun 780. Selama ini banyak kaum terpelajar lebih mengenal para ahli matematika Eropa / Barat padahal sejatinya banyak ilmuwan Muslim yang menjadi rujukan para ahli matematika dari barat


Selain ahli dalam matematika al-Khawarizmi, yang kemudian menetap di Qutrubulli (sebalah barat Bagdad), juga seorang ahli geografi, sejarah dan juga seniman. Karya-karyanya dalam bidang matematika dimaktub dalam Kitabul Jama wat Tafriq dan Hisab al-Jabar wal Muqabla. Inilah yang menjadi rujukan para ilmuwan Eropa termasuk Leonardo Fibonacce serta Jacob Florence.
Muhammad bin Musa Al Khawarizmi inilah yang menemukan angka 0 (nol) yang hingga kini dipergunakan. Apa jadinya coba jika angka 0 (nol) tidak ditemukan coba? Selain itu, dia juga berjasa dalam ilmu ukur sudut melalui fungsi sinus dan tanget, persamaan linear dan kuadrat serta kalkulasi integrasi (kalkulus integral). Tabel ukur sudutnya (Tabel Sinus dan Tangent) adalah yang menjadi rujukan tabel ukur sudut saat ini.

al-Khawarizmi juga seorang ahli ilmu bumi. Karyanya Kitab Surat Al Ard menggambarkan secara detail bagian-bagian bumi. CA Nallino, penterjemah karya al-Khawarizmi ke dalam bahasa Latin, menegaskan bahwa tak ada seorang Eropa pun yang dapat menghasilkan karya seperti al-Khawarizmi ini.

Kamis, 03 Maret 2011

7 Langit & 7 Malaikat Penjaga

Telah diceritakan oleh Ibnu al-Mubarak tentang seorang laki-laki yang bernama

Khalid bin Ma’dan, dimana ia pernah bertanya kepada Mu’adz bin Jabal ra.,

salah seorang sahabat Nabi Muhammad saw.

“Wahai Mu’adz! Ceritakanlah kepadaku suatu hadits yang telah engkau dengar langsung dari Rasulullah saw., suatu hadits yang engkau hafal dan selalu engkau ingat setiap harinya disebabkan oleh sangat kerasnya hadits tersebut, sangat halus dan mendalamnya hadits tersebut. Hadits yang manakah yang menurut engkau yang paling penting?”

Kemudian, Khalid bin Ma’dan menggambarkan keadaan Mu’adz sesaat setelah ia mendengar permintaan tersebut, “Mu’adz tiba-tiba saja menangis sedemikian rupa sehingga aku menduga bahwa beliau tidak akan pernah berhenti dari menangisnya. Kemudian, setelah beliau berhenti dari menangis, berkatalah Mu’adz: Baiklah aku akan menceritakannya, aduh betapa rinduku kepada Rasulullah, ingin rasanya aku segera bersua dengan beliau”

Selanjutnya Mu’adz bin Jabal ra. mengisahkan sebagai berikut, “Ketika aku mendatangi Rasulullah saw., beliau sedang menunggangi unta dan beliau menyuruhku untuk naik di belakang beliau. Maka berangkatlah aku bersama beliau dengan mengendarai unta tersebut. Sesaat kemudian beliau menengadahkan wajahnya ke langit, kemudian bersabdalah Rasulullah saw.:”

“Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah yang memberikan ketentuan (qadha) atas segenap makhluk-Nya menurut kehendak-Nya, ya Mu’adz!”. Aku menjawab, “Labbaik yaa Sayyidal Mursaliin”.

“Wahai Mu’adz! Sekarang akan aku beritakan kepadamu suatu hadits yang jika engkau mengingat dan tetap menjaganya maka (hadits) ini akan memberi manfaat kepadamu di hadhirat Allah, dan jika engkau melalaikan dan tidak menjaga (hadits) ini maka kelak di Hari Qiyamah hujjahmu akan terputus di hadhirat Allah Ta’ala!”

“Wahai Mu’adz! Sesungguhnya Allah Tabaraka wa Ta’ala telah menciptakan tujuh Malaikat sebelum Dia menciptakan tujuh lelangit dan bumi. Pada setiap langit tersebut ada satu Malaikat yang menjaga khazanah, dan setiap pintu dari pintu-pintu lelangit tersebut dijaga oleh seorang Malaikat penjaga, sesuai dengan kadar dan keagungan (jalaalah) pintu tersebut.

Maka naiklah al-Hafadzah (malaikat-malaikat penjaga insan) dengan membawa amal perbuatan seorang hamba yang telah ia lakukan semenjak subuh hari hingga petang hari. Amal perbuatan tersebut tampak bersinar dan menyala-nyala bagaikan sinar matahari, sehingga ketika al-Hafadzah membawa naik amal perbuatan tersebut hingga ke Langit Dunia mereka melipat gandakan dan mensucikan amal tersebut. Dan ketika mereka sampai di pintu Langit Pertama, berkatalah Malaikat penjaga pintu kepada al-Hafadzah: “Pukulkanlah amal perbuatan ini ke wajah pemiliknya! Akulah ‘Shaahibul Ghiibah’, yang mengawasi perbuatan ghiibah (menggunjing orang), aku telah diperintah oleh Rabb-ku untuk tidak membiarkan amal ini melewatiku untuk menuju ke langit yang berikutnya!”

Kemudian naiklah pula al-Hafadzah yang lain dengan membawa amal shalih diantara amal-amal perbuatan seorang hamba. Amal shalih itu bersinar sehingga mereka melipat-gandakan dan mensucikannya. Sehingga ketika amal tersebut sampai di pintu Langit Kedua, berkatalah Malaikat penjaga pintu kepada al-Hafadzah: “Berhentilah kalian! Pukulkanlah amal perbuatan ini ke wajah pemiliknya, karena ia dengan amalannya ini hanyalah menghendaki kemanfaatan duniawi belaka! Akulah ‘Malakal Fakhr’, malaikat pengawas kemegahan, aku telah diperintah Rabb-ku untuk tidak membiarkan amal perbuatan ini melewatiku menuju ke langit berikutnya, sesungguhnya orang tersebut senantiasa memegahkan dirinya terhadap manusia sesamanya di lingkungan mereka!”. Maka seluruh malaikat mela’nat orang tersebut hingga petang hari.

Dan naiklah al-Hafadzah dengan membawa amal seorang hamba yang lain. Amal tersebut demikian memuaskan dan memancarkan cahaya yang jernih, berupa amal-amal shadaqah, shalat, shaum, dan berbagai amal bakti (al-birr) yang lainnya. Kecemerlangan amal tersebut telah membuat al-Hafadzah takjub melihatnya, mereka pun melipat-gandakan amal tersebut dan mensucikannya, mereka diizinkan untuk membawanya. Hingga sampailah mereka di pintu Langit Ketiga, maka berkatalah Malaikat penjaga pintu kepada al-Hafadzah: “Berhentilah kalian! Pukulkanlah amal ini ke wajah pemiliknya! Akulah ‘Shaahibil Kibr’, malaikat pengawas kesombongan, aku telah diperintah oleh Rabb-ku untuk tidak membiarkan amal perbuatan seperti ini lewat dihadapanku menuju ke langit berikutnya! Sesungguhnya pemilik amal ini telah berbuat takabbur di hadapan manusia di lingkungan (majelis) mereka!”

Kemudian naiklah al-Hafadzah yang lainnya dengan membawa amal seorang hamba yang sedemikian cemerlang dan terang benderang bagaikan bintang-bintang yang gemerlapan, bagaikan kaukab yang diterpa cahaya. Kegemerlapan amal tersebut berasal dari tasbih, shalat, shaum, haji dan umrah. Diangkatlah amalan tersebut hingga ke pintu Langit Keempat, dan berkatalah Malaikat penjaga pintu langit kepada al-Hafadzah: “Berhentilah kalian! Pukulkanlah amal ini ke wajah, punggung, dan perut dari si pemiliknya! Akulah ‘Shaahibul Ujbi’, malaikat pengawas ‘ujub (mentakjubi diri sendiri), aku telah diperintah oleh Rabb-ku untuk tidak membiarkan amalan seperti ini melewatiku menuju ke langit berikutnya! Sesungguhnya si pemilik amal ini jika mengerjakan suatu amal perbuatan maka terdapat ‘ujub (takjub diri) didalamnya!”

Kemudian naiklah al-Hafadzah dengan membawa amal seorang hamba hingga mencapai ke Langit Kelima, amalan tersebut bagaikan pengantin putri yang sedang diiring diboyong menuju ke suaminya. Begitu sampai ke pintu Langit Kelima, amalan yang demikian baik berupa jihad, haji dan umrah yang cahayanya menyala-nyala bagaikan sinar matahari. Maka berkatalah malaikat penjaga pintu kepada al-Hafadzah: “Berhentilah kalian! Pukulkanlah amal perbuatan ini ke wajah pemiliknya dan pikulkanlah pada pundaknya! Akulah ‘Shaahibul Hasad’, malaikat pengawas hasad (dengki), sesungguhnya pemilik amal ini senantiasa menaruh rasa dengki (hasad) dan iri hati terhadap sesama yang sedang menuntut ilmu, dan terhadap sesama yang sedang beramal yang serupa dengan amalannya, dan ia pun juga senantiasa hasad kepada siapapun yang berhasil meraih fadhilah-fadhilah tertentu dari suatu ibadah dengan berusaha mencari-cari kesalahannya! Aku telah diperintah oleh Rabb-ku untuk tidak membiarkan amalan seperti ini melewatiku untuk menuju ke langit berikutnya!”

Kemudian naiklah al-Hafadzah dengan membawa amal perbuatan seorang hamba yang memancarkan cahaya yang terang benderang seperti cahaya matahari, yang berasal dari amalan menyempurnakan wudhu, shalat yang banyak, zakat, haji, umrah, jihad, dan shaum. Amal perbuatan ini mereka angkat hingga mencapai pintu Langit Keenam. Maka berkatalah malaikat penjaga pintu ini kepada al-Hafadzah: “Berhentilah kalian! Pukulkanlah amal perbuatan ini ke wajah pemiliknya, sesungguhnya sedikitpun ia tidak berbelas kasih kepada hamba-hamba Allah yang sedang ditimpa musibah (balaa’) atau ditimpa sakit, bahkan ia merasa senang dengan hal tersebut! Akulah ‘Shaahibur-Rahmah’, malaikat pengawas sifat rahmah (kasih sayang), aku telah diperintahkan Rabb-ku untuk tidak membiarkan amal perbuatan seperti ini melewatiku menuju ke langit berikutnya!”

Dan naiklah al-Hafadzah dengan membawa amal perbuatan seorang hamba yang lain, amal-amal berupa shaum, shalat, nafaqah, jihad, dan wara’ (memelihara diri dari perkara-perkara yang haram dan subhat/meragukan). Amalan tersebut mendengung seperti dengungan suara lebah, dan bersinar seperti sinar matahari. Dengan diiringi oleh tiga ribu malaikat, diangkatlah amalan tersebut hingga mencapai pintu Langit Ketujuh. Maka berkatalah malaikat penjaga pintu kepada al-Hafadzah: “Berhentilah kalian! Pukulkanlah amalan ini ke wajah pemiliknya, pukullah anggota badannya dan siksalah hatinya dengan amal perbuatannya ini! Akulah ‘Shaahibudz-Dzikr’, malaikat pengawas perbuatan mencari nama-diri (ingin disebut-sebut namanya), yakni sum’ah (ingin termashur). Akulah yang akan menghijab dari Rabb-ku segala amal perbuatan yang dikerjakan tidak demi mengharap Wajah Rabb-ku! Sesungguhnya orang itu dengan amal perbuatannya ini lebih mengharapkan yang selain Allah Ta’ala, ia dengan amalannya ini lebih mengharapkan ketinggian posisi (status) di kalangan para fuqaha (para ahli), lebih mengharapkan penyebutan-penyebutan (pujian-pujian) di kalangan para ulama, dan lebih mengharapkan nama baik di masyarakat umum! Aku telah diperintah oleh Rabb-ku untuk tidak membiarkan amalan seperti ini lewat dihadapanku! Setiap amal perbuatan yang tidak dilakukan dengan ikhlash karena Allah Ta’ala adalah suatu perbuatan riya’, dan Allah tidak akan menerima segala amal perbuatan orang yang riya’!”

Kemudian naiklah al-Hafadzah dengan membawa amal perbuatan seorang hamba berupa shalat, zakat, shaum, haji, umrah, berakhlak baik, diam, dan dzikrullah Ta’ala. Seluruh malaikat langit yang tujuh mengumandang-kumandangkan pujian atas amal perbuatan tersebut, dan diangkatlah amalan tersebut dengan melampaui seluruh hijab menuju ke hadhirat Allah Ta’ala. Hingga sampailah dihadhirat-Nya, dan para malaikat memberi kesaksian kepada-Nya bahwa ini merupakan amal shalih yang dikerjakan secara ikhlash karena Allah Ta’ala.

Maka berkatalah Allah Ta’ala kepada al-Hafadzah, “Kalian adalah para penjaga atas segala amal perbuatan hamba-Ku, sedangkan Aku adalah Ar-Raqiib, Yang Maha Mengawasi atas segenap lapisan hati sanubarinya! Sesungguhnya ia dengan amalannya ini tidaklah menginginkan Aku dan tidaklah mengikhlashkannya untuk-Ku! Amal perbuatan ini ia kerjakan semata-mata demi mengharap sesuatu yang selain Aku! Aku yang lebih mengetahui ihwal apa yang diharapkan dengan amalannya ini! Maka baginya laknat-Ku, karena ini telah menipu orang lain dan telah menipu kalian, tapi tidakklah ini dapat menipu Aku! Akulah Yang Maha Mengetahui perkara-perkara yang ghaib, Maha Melihat segala apa yang ada di dalam hati, tidak akan samar bagi-Ku setiap apa pun yang tersamar, tidak akan tersembunyi bagi-Ku setiap apa pun yang bersembunyi! Pengetahuan-Ku atas segala apa yang akan terjadi adalah sama dengan Pengetahuan-Ku atas segala yang baqa (kekal), Pengetahuan-Ku tentang yang awal adalah sama dengan Pengetahuan-Ku tentang yang akhir! Aku lebih mengetahui perkara-perkara yang rahasia dan lebih halus, maka bagaimana Aku dapat tertipu oleh hamba-Ku dengan ilmunya? Bisa saja ia menipu segenap makhluk-Ku yang tidak mengetahui, tetapi Aku Maha Mengetahui Yang Ghaib, maka baginya laknat-Ku!”

Maka berkatalah malaikat yang tujuh dan 3000 malaikat yang mengiringi, “Yaa Rabbana, tetaplah laknat-Mu baginya dan laknat kami semua atasnya!”, maka langit yang tujuh beserta seluruh penghuninya menjatuhkan la’nat kepadanya.

Setelah mendengar semua itu dari lisan Rasulullah saw. maka menagislah Mu’adz dengan terisak-isak, dan berkata, “Wahai Rasulullah! Engkau adalah utusan Allah sedangkan aku hanyalah seorang Mu’adz, bagaimana aku dapat selamat dan terhindar dari apa yang telah engkau sampaikan ini?”

Berkatalah Rasulullah saw., “Wahai Mu’adz! Ikutilah Nabi-mu ini dalam soal keyakinan sekalipun dalam amal perbuatanmu terdapat kekurangan. Wahai Mu’adz! Jagalah lisanmu dari kebinasaan dengan meng-ghiibah manusia dan meng-ghiibah saudara-saudaramu para pemikul Al-Qur’aan. Tahanlah dirimu dari keinginan menjatuhkan manusia dengan apa-apa yang kamu ketahui ihwal aibnya! Janganlah engkau mensucikan dirimu dengan jalan menjelek-jelekan saudara-saudaramu! Janganlah engkau meninggikan dirimu dengan cara merendahkan saudara-saudaramu! Pikullah sendiri aib-aibmu dan jangan engkau bebankan kepada orang lain”

“Wahai Mu’adz! Janganlah engkau masuk kedalam perkara duniamu dengan mengorbankan urusan akhiratmu! Janganlah berbuat riya’ dengan amal-amalmu agar diketahui oleh orang lain dan janganlah engkau bersikap takabbur di majelismu sehingga manusia takut dengan sikap burukmu!”

“Janganlah engkau berbisik-bisik dengan seseorang sementara di hadapanmu ada orang lain! Janganlah engkau mengagung-agungkan dirimu dihadapan manusia, karena akibatnya engkau akan terputus dari kebaikan dunia dan akhirat! Janganlah engkau berkata kasar di majelismu dan janganlah engkau merobek-robek manusia dengan lisanmu, sebab akibatnya di Hari Qiyamah kelak tubuhmu akan dirobek-robek oleh anjing-anjing neraka Jahannam!”

“Wahai Mu’adz! Apakah engkau memahami makna Firman Allah Ta’ala: ‘Wa naasyithaati nasythan!’ (‘Demi yang mencabut/menguraikan dengan sehalus-halusnya!’, An-Naazi’aat [79]:2)? Aku berkata, “Demi bapakku, engkau, dan ibuku! Apakah itu wahai Rasulullah?”

Rasulullah saw. bersabda, “Anjing-anjing di dalam Neraka yang mengunyah-ngunyah daging manusia hingga terlepas dari tulangnya!”

Aku berkata, “Demi bapakku, engkau, dan ibuku! Ya Rasulullah, siapakah manusia yang bisa memenuhi seruanmu ini sehingga terhindar dari kebinasaan?”

Rasulullah saw. menjawab, “Wahai Mu’adz, sesungguhnya hal demikian itu sangat mudah bagi siapa saja yang diberi kemudahan oleh Allah Ta’ala! Dan untuk memenuhi hal tersebut, maka cukuplah engkau senantiasa berharap agar orang lain dapat meraih sesuatu yang engkau sendiri mendambakan untuk dapat meraihnya bagi dirimu, dan membenci orang lain ditimpa oleh sesuatu sebagaimana engkau benci jika hal itu menimpa dirimu sendiri! Maka dengan ini wahai Mu’adz engkau akan selamat, dan pasti dirimu akan terhindar!”

Khalid bin Ma’dan berkata, “Sayyidina Mu’adz bin Jabal ra. sangat sering membaca hadits ini sebagaimana seringnya beliau membaca Al-Qur’aan, dan sering mempelajari hadits ini sebagaimana seringnya beliau mempelajari Al-Qur’aan di dalam majelisnya”.